Selasa, 03 November 2020

Pembahasan Al-Qur'an tentang Hakikat Pengikut Nabi


 Benarkah kita Pengikut Nabi yang Penuh Rahmat ?

Seorang mukmin pasti penuh dengan rahmat dan kasih sayang. Jika tidak, perlu ditanyakan kembali keimanannya?

Mengapa demikian?

Karena Allah swt penuh dengan rahmat, bagaimana dia mengaku pecinta Allah namun berseberangan dengan-Nya?

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ يُؤْمِنُونَ -١٥٦-

“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.”

(QS. Al-A’raf (7) : 156)

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ -٨٣-

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “(Ya Tuhan-ku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”

(QS. Al-Anbiya’ (21) : 83) 

فَإِن كَذَّبُوكَ فَقُل رَّبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ -١٤٧-

Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah, “Tuhan-mu Mempunyai rahmat yang luas.”

(QS. Al-An’am (6) : 147)

Nabi Muhammad saw pun penuh dengan rahmat dan kasih sayang.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ -١٠٧-

“Dan Kami tidak Mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

(QS. Al-Anbiya’ (21) : 107) 


لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ -١٢٨-

“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”

(QS. At-Taubah (9) : 128) 

Bahkan Al-Qur’an sebagai kitab syariat dan petunjuk pun memiliki sifat rahmat dan kasih sayang. 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ-٨٢-

“Dan Kami Turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman.”

(QS. Al-Isra’ (17) : 82)

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ -٨٩-

“Dan Kami Turunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim).”

(QS. An-Nahl (16) : 89)

 

 Jangan heran jika Al-Qur’an menyebut pengikut Rasulullah saw adalah yang penuh kasih sayang diantara mereka.

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ-٢٩-

“Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”

(QS. Al-Fath (48) : 29)

Masih adakah alasan untuk bermusuhan dengan sesama muslim? Masih adakah alasan untuk bersikap keras dengan mereka?

Rasulullah saw ketika mengahdapi orang yang salah pun dengan sikap lemah lembut, tidak ada dalil untuk memaksa orang dengan kekerasan.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ -١٥٩-

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu.”

(QS. Ali Imran (3) : 159) 

Ingatkah anda Rasulullah saw pernah berpesan,

“Bukan bagian dari kami, seorang yang tidak menyayangi yang lebih kecil dan tidak menghormati yang lebih besar.”

Seorang yang tidak memiliki rasa kasih sayang dengan sesamanya tidak dianggap sebagai pengikut Rasulullah saw, hadist ini bukan hanya ancaman biasa. Bagaimana nasib seseorang jika tidak berada dalam golongan Rasulullah saw?

Selasa, 13 Oktober 2020

Cara Bersyukur Menurut Al-Qur'an

 

Bersyukurlah Dengan Dua Cara Ini !

Allah Swt Berfirman :

وَقَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai.”

(QS. An-Naml (27) : 19)

Tanda syukur seseorang atas nikmat-nikmat yang Allah berikan kepadanya adalah dengan selalu mengucap kalimat syukur dengan lisan dan juga menampilkan rasa syukurnya dengan perbuatan.

Pentingnya untuk selalu istiqomah dalam syukur dengan lisan tergambar dalam ayat di atas :

رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku.”

Sementara syukur dengan perbuatan juga digambarkan dalam penggalan ayat selanjutnya.

وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ

“Dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai.”

Maka bersyukur dengan lisan adalah awal yang sangat penting sebagai kesadaran dalam diri kita bahwa semua ini pemberiam Allah Swt. Sedangkan syukur dengan perbuatan adalah pembuktian kita bahwa kita benar-benar berterima kasih atas kebaikan yang Allah berikan. Dan semua kenikmatan itu akan kita jaga dan tidak kita gunakan untuk sesuatu yang memancing kemurkaan Sang Pemberi Nikmat.

Ayat ini juga memberi pelajaran bahwa setiap saat kita diminta untuk selalu memohon kepada Allah agar membimbing kita untuk bersyukur. 


Karena kita tidak mampu bersyukur bila tidak ada bimbingan dari-Nya.

Senin, 12 Oktober 2020

Pembahasan Hadits tentang Khusyu' dalam Sholat

 


Khusyu' dalam shalat

------------------

Sahih al-Bukhori:1125


عَنْ زَيْد بْن أَرْقَمَ:

إِنْ كُنَّا لَنَتَكَلَّمُ فِي الصَّلاَةِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يُكَلِّمُ أَحَدُنَا صَاحِبَهُ بِحَاجَتِهِ حَتَّى نَزَلَتْ: حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ الأيَةَ، فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ.

Dari Zaid ibn Arqam:

Pada zaman Nabi saw kami berbicara ketika sedang shalat, seorang diantara kami berbicara dengan temannya tentang kebutuhannya. Hingga turun ayat: Peliharalah seluruh shalat kalian, maka kami diperintahkan untuk diam.

Pesan :

Berbicara dalam shalat adalah hal yang dilarang dan dapat membatalkan shalat. Dahulu, para sahabat biasa berbicara mengenai kebutuhan satu sama lain dalam shalat mereka, hingga Allah berfirman dalam ayat 238 surat al-Baqarah, yang berisi perintah untuk menjaga kekhusyuan dalam shalat. Setelah ayat itu turun, para sahabat tidak berbicara lagi dalam shalat mereka dan menunaikan shalat dengan khusyu'.


Sabtu, 10 Oktober 2020

Pembahasan Al-Qur'an tentang Taqwa dan Tujuannya

 Takwa Adalah Tujuan Sekaligus Wasilah.



Kita telah mengetahui bahwa tujuan dari penciptaan manusia dan jin adalah untuk ibadah, seperti yang disebutkan dalam Firman Allah Swt.

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

(QS. Adz-Dzariyat (51) : 56)

Tapi apa tujuan dari ibadah itu sendiri?

Kita akan temukan jawabannya dalam Firman Allah Swt.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

(QS. Al-Baqarah (2) : 21)

Dari ayat ini kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari ibadah adalah agar manusia sampai pada ketakwaan. 

Seperti halnya ibadah puasa dalam sebuah ayat dijelaskan bahwa tujuan dibaliknya adalah agar manusia sampai pada ketakwaan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

(QS. Al-Baqarah (2) : 183)

Akan tetapi, takwa sebagaimana ia adalah tujuan, tapi takwa juga adalah wasilah yang akan mengantarkan seseorang kepada dua tujuan yang lebih agung dan lebih tinggi, yaitu :

1. Agar manusia mencapai kedudukan syukur.

Allah Swt Berfirman :

فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

“Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.”

(QS. Ali ‘Imran (3) : 123) 

2. Agar manusia meraih kesuksesan dan keselamatan sebagai tujuan utama dalam kehidupan.

وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

“Bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”

(QS. Ali ‘Imran (3) : 130) 

Karena itulah takwa adalah tujuan sekaligus wasilah untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.

Semoga kita termasuk orang-orang yang bertaqwa.

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshowab.

Silabus Qur'an Hadits SMP / MTs Kelas 7

 

Perangkat pembelajaran Qur'an Hadits untuk SMP / MTs kelas 7. Silakan bisa di download di link dibawah ini 👇

Asal usul terjadinya alam semesta berdasarkan al-Qur'an

Alam semesta yang begitu luas membuat kita penasaran bagaimana penciptaannya. Berikut ini kami sampaikan video tentang terjadinya alam semesta sesuai dengan yang ada di dalam al-Qur'an.

silakan bisa di klik link dibawah ini

video Terjadinya alam semesta 

semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshowab.

Jumat, 09 Oktober 2020

Pembahasan Hadits tentang Amalan di Hari Jum'at

 Amalan Dihari Jum'at 


عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوءَ، ثُمَّ أَتَى الجُمعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْن الجُمُعَةِ وَزِيادَةُ ثَلاثَةِ أيَّامٍ، وَمَنْ مَسَّ الحَصَا فَقَدْ لَغَا)). رواه مسلم. 


Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang berwudhu' lalu memperbaguskan wudhu'nya kemudian mendatangi shalat Jum'at, lalu mendengarkan - khutbah serta berdiam diri - tidak bercakap-cakap sedikitpun, maka diampunilah untuk antara Jum'at itu dengan Jum'at yang berikutnya dan ditambah pula dengan tiga hari lagi. Barangsiapa yang memegang - mempermain-mainkan - batu kerikil - di waktu ada khutbah - maka ia telah berbuat kesalahan." (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Berwudhu merupakan syarat sahnya shalat maka hendaknya dilakukan dengan benar, baik dan sempurna.

2- Makna ampunan baginya diantara dua Jumat dan ditambah tiga hari, yaitu: Setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya dengan sepuluh semisalnya.

3- Hadist tersebut sebagai isyarat adanya anjuran untuk fokus yaitu: hati, fikiran dan seluruh anggota badan kepada khutbah, dan menjauhkan dari yang sia-sia.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran: 

- Allah Swt. telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk berkumpul guna mengerjakan ibadah kepada-Nya di hari Jumat. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah. (Al-Jumu'ah: 9).